7.1. Kerja dan Stabilitas Enzim dalam Berbagai pH
Efek pH terhadap aktifitas proteolitik ditentukan oleh penggunaan dried aseton untuk E.coli yang dimatikan dengan panas dengan disuspensikan dalam buffer 0,025 M sitrat-natrium fosfat, buffer 0,025 M veronal, dan buffer 0,025 M natrium karbonat-bikarbonat. Enzim proteolitik ini aktif pada rentang pH 6,0 sampai 10,0 dengan kerja maksimal pada pH 8,5-9,0. PH stabilitas enzim ditentukan dengan cara mengekspose 0,5 ml enzim (200?g/ml) selama 2 jam pada suhu 300C dengan buffer dalam berbagai pH. Sampel dicampur dengan 4,5 ml suspensi E.coli dalam 0,025 M buffer Tris dan dianalisis aktifitas proteolitiknya pada pH 8,5 dan 9,0.
7.2. Kerja dan Stabilitas Enzim dalam Berbagai Suhu
Efek suhu pada aktifitas proteolitik ditentukan dengan menginkubasi enzim yang telah ditambah substrat pada rentang suhu 400C sampai 900C. Enzim proteolitik aktif pada rentang pH antara 60-700C. Stabilitas enzim terhadap suhu ditentukan dengan cara mengekspose 0,5 nl sampel enzim dalam 0,025 M Tris buffer pada berbagai suhu. Sampel dipisahkan setelah 1 jam dan dilakukan analisis aktifitas proteolitik. Walaupun stabilitas enzim terganggu pada peningkatan temperatur, enzim ini masih bekerja 40-60% dari aktifitas maksimal pada suhu 80-900C.
7.3. Kerja dan Stabilitas Enzim dengan Adanya Inhibitor
Efek adanya inhibitor selama aktifitas proteolitik adalah dapat menurunkan kerja enzim. Sebanyak 67-72 % penurunan aktifitas enzim proteolitik disebabkan oleh oksidator kuat seperti KMnO4 dan iodium. Inhibitor lainnya adalah KCN, natrium tioglikolat, L-sistein dan Kalium ferrisianida menurunkan kerja enzim hingga 23-43% dari aktifitas normal. Metal Chelating agen seperti etildiamin tetraasetat , natrium sitrat, dan natrium oksalat juga berefek menurunkan kerja enzim. Adanya surfaktan seperti sodium lauril sulfat juga dapat menurunkan kerja enzim sampai 15-34%.